BANDUNG |infokeadilan.id – Polemik terkait kasus rudapaksa penunggu pasien yang ramai jadi perbincangan publik. Anggota DPR RI fraksi Partai Demokrat Cellica Nurrachadiana minta Menkes cabut STR SIP dan Tata Kelola RSHS diperbaiki.
“Saya berencana akan kunjungi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, usai kasus pemerkosaan oleh saudara PA (31) mencuat. Dengan apa yang dilakukan oleh oknum dokter residen anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad).” Ungkapnya dalam postingan yang di unggah di akun IG nya pada Sabtu (12/5/2025)
“Saya melihat, mengamati dan menilai, apa yang dilakukan saudara PA mencoreng nama baik pendidikan dan profesi dokter serta fasilitas kesehatan secara umum.” Tegasnya.
“Saya sangat mengecam keras kasus dugaan pemerkosaan ini, pastinya hal ini membuat kita geram, tindakan yang dilakukan oknum tenaga medis ini telah mencoreng nama institusi lembaga pendidikan, keprofesian, bahkan fasilitas kesehatannya,” Tandasnya dengan nada geram.
Lebih jauh ia juga mempertanyakan tentang tata kelola di Rumah Sakit tersebut. Menurutnya, terkait dengan munculnya kasus tersebut perlu di kaji lebih dalam.
“Sayapun mempertanyakan tata kelola di RSHS, karena berdasarkan sepengetahuan saya, PPDS tingkat 2, sangat aneh bisa leluasa melakukan hal yang sperti demikian, ada upaya pasang infus sampai 15 kali, penggunaan midazolam yang punya efek amnesia anterograde dan lain sebagainya, dan dalam kasus ini banyak yang harus dikaji secara mendalam.” Paparnya menjelaskan.
“RSHS pun saya yakin sudah computerized.” Imbuhnya.
“Pertanyaannya jika sudah, maka untuk mendapatkan obat dan peralatan infus harus melalui sistem pastinya, namun ini kok tidak ada yang curiga bahwa ada penyalahgunaan otoritas penggunaan obat tertentu. Menurut saya ini ada kegagalan sistemik sehingga kejahatan mudah sekali terjadi. Saya minta RSHS juga memperbaiki tata kelolanya.” Ungkapnya lagi menandaskan.
“Saya sangat merasa sedih akan banyaknya pemberitaan yang bernarasi hal hal yang tidak semestinya, imbas perbuatan biadab yang dilakukan oleh Saudara PA.” Ujarnya.
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya. Dirinya merasa sedih atas tindakan yang di lakukan oleh oknum tersebut.
“Jujur saya sedih, atas perbuatan ini timbul narasi ‘dokter cabul’ dan ini membuat citra dokter anjlok di masyarakat. Tentu saja dokter yang berhati mulia dan berakhlak luhur juga banyak, namun karena kasus ini jadi timbul stigma negatif.” Ucap teh Celli.
“Sebagai mitra Kementrian Kesehatan, pastinya persoalan ini harus diselesaikan secara serius dari hulu ke hilirnya, dimulai dari sistem dan lembaga pendidikan, RS pendidikan yang mengayomi peserta didik, penerimaan PPDS, dsb, termasuk berkoordinasi dengan Kemendikti dan Kemenppa.” Pungkasnya.
***